PEMUDA,.. apa
kabarmu hari ini ???
“Engkau hai pemuda-pemudi indonesia, sekarang mengerjakan investmen,
kerjakanlah sebaik-baiknya. Oleh karena apa yang kamu kejar saat ini adalah
ilmu, dan ilmu itu bukan untukmu sendiri tetapi untuk anak cucumu, untuk
bangsamu, untuk negara kesatuan repblik indonesia, seluruh rakyat indonesia,
untuk tanah air indonesia. Maka kenanglah perjuanganan orang-orang yang
terkubur disana, menunggumu akan kedatanganmu kembali agar dapat memberi sumbangan
kepada pembangunan bangsa Indonesia ini.” (Soekarno, Pidato Mahasiswa Indonesia
di AS 1956)
Generasi muda merupakan
generasi penerus perjuangan bangsa dan sumber daya insani bagi pembangunan
nasional, diharapkan mampu memikul tugas dan tanggung jawab untuk kelestarian
kehidupan bangsa dan negara. Untuk itu generasi muda perlu mendapatkan
perhatian khusus dan kesempatan yang seluas- luasnya untuk dapat tumbuh dan
berkembang secara wajar baik jasmani, rohani maupun sosialnya.
Dalam proses
pertumbuhan dan perkembangannya, terdapat generasi muda yang menyandang
permasalahan sosial seperti kenakalan remaja, penyalahgunaan obat dan narkota,
anak jalanan dan sebagainya baik yang disebabkan oleh faktor dari dalam dirinya
(internal) maupun dari luar dirinya (eksternal). Oleh karena itu perlu adanya
upaya, program dan kegiatan yang secara terus menerus melibatkan peran serta
semua pihak baik keluarga, lembaga pendidikan, organisasi pemuda, masyarakat
dan terutama generasi muda itu sendiri.
Pemuda, di belahan dunia ini dimanapun, adalah generasi yang akan
menjadi tulang punggung bangsa dan negaranya di masa depan. Pada diri mereka
harapan segenap bangsa disandarkan, pada semangat dan keberanian mereka suara dan
kehendak rakyat disemayamkan. Pendek kata, pemuda, adalah harapan bangsa.
Jika di masa
lalu peran pemuda Indonesia begitu besar, apakah pemuda-pemuda Indonesia hari
ini dapat melakukan hal yang sama, atau setidaknya mewarisi semangat perjuangan
mereka?. Sumpah pemuda kini seakan-akan peristiwa sejarah yang sudah berlalu,
dan hanya menjadi hafalan pelajaran saat kita dibangku sekolah. Padahal 86 tahun lalu para pemuda seluruh Indonesia mencetuskan ikrar yang menorehkan
tiga inti gagasan perekat bangsa, yakni satu nusa, satu bangsa, dan satu
bahasa, Indonesia. Dalam Kongres Pemuda 1928 tersebut, juga diputuskan lagu
kebangsaan “Indonesia Raya” dan bendera Merah Putih.
Di antara
kondisi kekinian, problem Kultural yang menghinggapi benyak pemuda Indonesia.
Masalah cultural sebenarnya bisa mencakup banyak hal, seperti cara berpikir,
bertutur, bersikap, berprilaku, gaya hidup, dan sebagainya. Diantara masalah
yang dikutip tadi, aspek ideologilah yang agak kurang dijadikan perhatikan
vital oleh pemuda masa kini. Di tengah gencarnya arus globalisasi yang sulit
dibendung, problem cultural diatas kian parah. Godaan hidup hedonistis-kapitalistik
yang notabene buah dari globalisasi di kalangan para pemuda luar biasa kuat.
Parahnya hal ini tidak saja terjadi di kalangan pemuda kota, tetapi juga di
kalangan pemuda desa karena adanya televisi. Iklan-iklan gaya hidup yang
menawarkan kenyamanan dan kenikmatan hidup di media elektronik ini demikian
gencar dan massif sehingga mampu meruntuhkan sendi-sendi pertahanan para
pemuda.
Oleh karena
itu, para pemuda yang tidak mempunyai bekal ideologi yang kuat akan dengan
mudah terseret arus tersebut. Persoalanya adalah generasi muda masa kini,
berbeda dengan generasi muda masa dahulu, pada umumnya mempunyai ideologi yang
rapuh. Jika di masa lalu “ideologi perjuangan” mampu menjadi perhatian vital
para pemuda dalam mengenyahkan para penjajah, maka ideologi apakah yang
dipegang para pemuda masa kini untuk menyingkirkan godaan-godaan gaya hidup
hedonistik-kapitalistik tersebut?
Sejarah
memang penting, bangga kepada masa silam adalah sesuatu yang seharusnya dan
menjadi bagian dari rasa hormat kepada para pendahulu. Tetapi yang lebih
penting adalah melanjutkan sejarah dengan pahatan-pahatan sejarah baru yang lebih baik dan mengesankan. Para pemuda harus
menjadi sosok historis yang mau dan mampu menjadi actor perputaran kemajuan
bangsa, guna melanjutkan estape-estape perjalanan bangsa yang telah dirintis
oleh para pendahulu. Rintisan sejarah, tumpahan keringat darah dan air mata
para pendahulu musti dilanjutkan dengan penuh kesungguhan dan tanggung jawab.
Pemuda
memiliki kecerdasan dan kuat dalam mengakses informasi. Dengan kecerdasannya
itu maka pemuda akan mampu mengelola dampak akibat cepatnya mainstream perubahan global yang berdampak terhadap pembangunan
pemuda. Pemuda memiliki jiwa rela berkorban. Sejarah telah mencatat bahwa dalam
setiap era pergerakan nasional, pemudalah yang selalu tampil ke depan untuk
menyelamatkan bangsa dan Negara ini dari keterpurukan. Dengan kondisi social
dan ekonomi masyarakat pemuda saat ini maka pemuda diharapkan tampil ke depan
untuk berperan memperbaiki kondisi social dan ekonomi masyarakat, khususnya
pengentasan kemiskinan di pemuda.
Pada dasarnya pemuda
adalah tonggak perjuangan bangsa. Kemajuan Negara berdasar dari kualitas
pemudanya. Jika sebuah bangsa memiliki pemuda-pemudi yang tangguh yang mampu
menggiring Negara menuju kemapanan dan kesejahteraan. Akan tetapi sebaliknya
jika Negara ditinggalkan pemuda-pemudinya yang lebih bangga dengan modernisme
dan hedonisme maka Negara itu hanya akan ada dalam buku sejarah masa lalu.
Namun sekali lagi, pertanyaannya, bagaimana menciptakan pemuda yang
sebenar-benarnya pemuda?
Diatas Harapan
Kita,
Nurul Hidayat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar