Kamis, 23 Mei 2013

sejarah perang saudara amerika serikat


BAB 1. PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Ahli politik dari Prancis Alexis Tocqueville pada tahun 1835 telah menerbitkan buku yang berjudul Democracy in Amerika yang sampai saat ini di akui sebagai analisis paling tajam mengenai kehidupan social dan politik di Amerika.  Penilaiannya terhadap Amerika  Serikat pada dasarnya Positi “ pemerintahan  yang menganut demokrasi ini mendatangkan minat politik sampai ke warga negara yang tingkatnya paling bawah” dan Lapisan Masyarakat “ tulisnya. Namun Tocqueville juga orang pertama yang meragukan apakak kesejajaran seperti ini dapat bertahan di tengah berkembangnya system pabrik yang mengancam memecah divisi pekerja Industri dengan elite bisnis baru.
Pandangan optimis terhadap vitalitas Amerika dimana mereka bisa melihat  bukti jelas yaitu kemakmuran dan kemajuan yang cepat dalam bidang pertanian, perdagangan, dan pekerjaan umum, rupanya tidak berlaku bagi semua orang. Salah satu yang meragukannya adalah Charles Dicknes, yang pertama kali mengunjungi Amerika pada tahun 1841-1842. “ Ini bukan  Republik yang ingin aku kunjungi, ini bukan Republik yang aku bayangkan, semakin aku pikirkan tentang kemudahan dan kekuatan, semakin aku melihat kemiskinan dan kekurangannya di banyak sector.
Dari pendapat kedua Ahli tersebut dapat kita simpulkan bahwasanya, Amerika yang wilayahnya luas dan beraneka ragam selain menyulitkan bila dilakuka Generalisasi juga mendatangkan kontradiksi. Amerika adalah masyarakat yang cinta kebebasan akan tetapi juga menganut perbudakan, negeri yang daerah liarnya adalah luas dan primitive namun juga memilii kota-kota dengan perdagangan dan Industri yang terus berkembang. Dengan demikian wajar jika perbedaan-perbedaaan tersebut mengundang konflik antar golongan, yang pada akhirnya mengakibatkan pecahnya perang Saudara di Amerika Serikat dari tahun 1861 sampai 1865.


1
 
 

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas terdapat beberapa rumusan masalah yang kiranya perlu di bahas, di antaranya :
1.      Apa yang melatar belakangi terjadinya Perang saudara di Amerika Serikat ?
2.      Bagaimanakah proses jalannya Perang saudara di Amerika Serikat ?
3.      Dampak apak yang ditimbulkan dari pecahnya Perang saudara di Amerika Serikat ?

1.3  Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas terdpat beberapa tujuan yang ingi kami capai di antaranya :
1.      Untuk memahami latar belakang mengenai Perang saudara di Amerika Serikat.
2.      Untuk memahami jalnnya Perang saudara di Amerika Serikat.
3.      Untuk memahami damak yang ditimbulkan Perang saudara di Amerika Serikat.













BAB 2. PEMBAHASAN


Perang Saudara mengrah kepada suatu jenis perang di mana bukan dua atau lebih negara yang menjadi kubu yang berlawanan namun beberapa faksi (saudara) di dalam sebuah entitas politik. Dalam bahasa Inggris perang saudara disebut civil war yang secara harafiah artinya adalah "perang warga sipil" atau "perang madani".  Tidak jarang sebuah perang saudara merupakan tanda awal perpecahan sebuah entitas politik. Perang Saudara Amerika ialah perang yang terjadi antara 1861 dan 1865 di Amerika Serikat (AS). Sekelompok negara bagian di bagian selatan ingin merdeka, sedangkan pemerintahan dan negara-negara bagian di utara ingin menjaga AS tetap utuh. Perang Saudara AS ini juga sering disebut dengan Perang Abolisi, karena tujuan perang adalah untuk menghapuskan perbudakan. Juga disebut dengan Perang Sesesi (Secession), karena dalam perang ini negara-negara Selatan memisahkan diri dari Union. Membentuk negara sendiri yang diberi nama Negara Konfederasi.

2.1 Latar Belakang Terjadinya Perang Saudar di Amerika Serikat
Dalam setiap peristiwa pasti terdapat sebab yang melatar belaknginya, termasuk pula peristiwa Perang Saudara yang terjadi di Amerika Serikat. Dalam mengidentifikaksi latar belakakang tersebut dapat kita kelompokkan menjadi faktor utama dan faktor yang di lihat dari segi politik, ekonomi dan  sosial di Amerika Serikat.
2.1.1 Perbudakan (faktor Utama Terjadinya Perang Saudara)
3
 
Sebuah persoalan yang memperburuk perbedaan regional dan ekonomi antara Utara dan Selatan adalah perbudakan. Orang selatan, yang marah melihat keuntungan besar yang didapat pelaku bisnis Utara dari pemasaran kapas, menyatakan sebab keterbelakangan daerah selatan adalah bertambahnya kekuasaan daerah Utara. Sebaliknya, orang Utara menyatakan bahwa perbudakan, yang mereka sebut sebagai”institusi yang ganjil”, adalah penyebab utama kemunduran di daerah tersebut. Padahal, perbudakan bagi orang selatan sangat penting bagi perekonomian mereka.
Sehingga negara-negara utara disebut "negara bagian bebas" dan di selatan "negara bagian budak". Pada dasarnya permasalahan perbedaan paham mengenai perbudakan telah muncul sejak tahun 1830. Selain itu, sebagian besar tanah milik AS di barat belum dibagi atas negara bagian, namun teritori, di mana penduduk bukan penduduk asli tinggal. Tidak seperti negara bagian, teritori itu tidak membantu memutuskan siapa yang akan menjadi presiden dan teritori itu tidak mengirim wakilnya ke Washington, DC untuk membuat hukum seluruh negeri.
Banyak orang kulit putih yang pindah ke sana dan tiap orang setuju bahwa suatu hari semua teritori itu harus disebut negara bagian. Di utara, orang ingin negara-negara bagian itu menjadi negara bebas. Hal ini mengakibatkan di utara tumbuh sentimen anti perbudakan terus tumbuh kuat, yang didukung oleh gerakan tanah bebas yang menentang secara keras perluasan perbudakan ke daerah Barat yang belum masuk negara Bagian. Di selatan, orang menginginkannya menjadi negara bagian budak. Bagi orang Selatan yang hidup pada tahun1850-an, perbudakan merupakan suatu kondisi dimana tanggung jawab mereka tidak lebih dari mengajari budak berbahasa Inggris dan membentuk perwakilan mereka. Abraham Lincoln berasal dari utara dan saat ia berpacu demi jabatan presiden, ia berkata bahwa semua negara bagian itu akan menjadi negara bagian bebas meski ia tidak merencanakan menyuruh setiap budak di negara bagian budak itu.
Para pemilik budak di selatan juga takut akan beberapa orang yang mengatakan mereka ingin menjadikannya kejahatan untuk memiliki para budak di semua bagian AS. Banyak juga orang di utara yang tinggal di kota-kota dan bekerja di pabrik dan mereka menginginkan kebijakan yang membantu ekonominya. Namun banyak orang di selatan yang tinggal di kota kecil dan bekerja di pertanian, dan menginginkan kebijakan yang mendukung ekonominya. Mereka sering tidak bisa setuju pada keputusan terbaik. Perbedaan dan ketegangan antara Utara dan Selatan bertambah dengan adanya buku ”Uncle Tom’s Cabin” karangan Harriet Beecher Stowe. Dalam buku ini digambarkan tentang bagaimana kondisi dan perlakuan yang diperoleh para budak.

2.1.2         Faktor Perang Saudara di Lihat dari Segi Ekonomi, Sosial Dan Politik di Amerika Serikat.
1.  Segi Ekonomi
Pada tahun 1850 wilayah nasional membentang meliputti hutan , daratan dan pegenungan. Di wilayah Timur industry berkembang pesat , di bagian tenganh dan selatan pertanian tumbuh subur. New England dan sejumlah negara bagian di Atlantik tengah menjadi pusat manufaktur, perdagangan, dan keuangan. Produk utama dari wilayah ini adalah tekstil, kayu, pakaian jadi, mesin serta barang-barang yang terbuat dari kulit dan Wol. Wilayah Selatan dari Atlantik ke Sungai Missisipi kegiatan ekonomi berpusat pada pertanian. Tembakau penting bagi perekonomian Virginia, Maryland dan North Carolina. Di South Crolina panen berlimpah ruah, tanaman tebu juga memungkinkan di tananam di Louisiana. Namun pada akhirnya kapas menjadi tanaman terpenting yang menjadi cirri khas daerah Selatan. Pada tahhun 1850 Selatan Amerika telah memproduksi lebih dari 80%  kapas dunia. Mereka menggunakan budak untuk mengolah semua tanaman mereka.
Keuntungan dari Kapas, dikenal sebagai King Cotton, Melengkapi ketergantungan sistem pertanian di Selatan dan komponen utamannya, yaitu perbudakan. Utara dengan mantap membangun masyarakat industri. Buruh juga sangat dibutuhkan, tetapi bukan Buruh budak. Imigran dari Eropa meningkat untuk bekerja di pabrik-pabrik, membangun jalan kereta apai di Utara, dan pemukiman di Barat. Sangat sedikit yang bermukim di Selatan. Selatan, menolak industrialisasi, manufaktur sangat sedikit. Orang-orang Selatan menolak tarif yang tinggi, atau pajak yang harus dibayar untuk barang-barang impor, serta menolak menaikkan harga manufaktur. Di satu sisi, ekonomi manufaktur di Utara menuntut tarif tinggi untuk melindungi produksi dalam negeri dari barang-barang luar negeri yang murah. Sebelum Perang Saudara, pemasukan utama pemerintah federal adalah dari tarif/pajak. Ada beberapa sumber penghasilan lain: pajak pendaparan individu maupun perusahaan. Tarif  tersebut diperlukan untuk membangun jalan raya, kanal, jalan. Sedangkan di Selatan lebih memilih tidak melakukan peningkatan, untuk menghindari pajak tinggi.
Disis lain Perluasan wilayah Barat Laut, ke wilayah yang sekarang dikenal: Ohio, Indiana, Illinois, Michigan, Wisconsin, dan sebagian Minnesota, jauh dari pemasaran untuk biji-bijian dan ternaknya. Butuh pembangunan internal untuk bertahan, serta didukung permintaan Timur Laut akan pajak yang tinggi. Sehingga wilayah Timur Laut banyak membantu keuangan pemerintah Federal untuk membangun wilayah Barat Laut. Akibatnya, walaupun Selatan dan Barat lebih bercorak pertanian, Barat dengan sendirinya bersekutu dengan Utara daripada dengan Seatan.
Dengan adanya kepentingan ekonomi yang berbeda tersebut sedikit banyak telah menimbulkan sentiment di antara kedua belah pihak baik selatan maupun utara. Keduanya sama-sama melontarkan pendapat yang negative terhadap sistem ekonomi yang di anut. Utara mengkritik system ekonomi utara yang menganut perbudakan, dan sebaliknya selatan mengkritik system ekonomi di utara yang memperkerjakan buruh pabrik, dianggap lebih buruk dari pada perbudakan.
2.      Segi sosial masyarakat
            Dalam kehidupan social masyarakat di selatan, sebagian besar tatanan sosialnya didominasi oleh orang- orang kulit putih yakni para kaum bangsawan. Mereka itu ialah kaum aristokrasi Inggris pada Raja Charlesh I yang dalam tatanan pemerintahan sangat menekan warga negaranya, sehingga partai oposisi Olever Cromwell menggulingkan kekuasaanya. Charlesh bersama dengan kaum bangsawan lainnya kemudian lari ke Amerika untuk menghindari pengejaran dari partai oposisi yang telah menggulingkannya. Yang kemudian pada bagian selanjutnya kaum aristokrasi ini menggunakan system tersebut di Amerika dan menciptakan system perbudakan yang bersifat semena- mena dalam bidang agraris yang bertindak sebagai tuan tanah.
Dengan demikian penduduk kebanyakan di amerika serikat bagian selatan bersikukuh untuk mempertahankan perbudakan karena mereka mengengap perbudaakan adalah penyangga utama dalam perekonomian di selatan. Factor lain yang mengakibatkan sebagian masyarakat selatan masih tetap mendukung perbudakan terkait dengan stratifikasi social yang berlaku di bagian selatan.
Hanya minoritas kulit putih di selatan yang memiliki budak. Tahun 1860 ada 46.274 pemilik perkebunan di seluruh negara bagian penganut perbudakan. Yang dimaksudkan dengan pemilik perkebunan adalah bila ia sedikitnya punya 20 orang budak. Lebih dari setengah budak secara keseluruhan bekerja di perkebunan. Sejumlah petani bebas, 10% diantaranya hanya punya lahan kurang dari 40 hektar dan memiliki budak dalam jumlkah kecil tapi kebanyakan melah tidak punya sama sekali. “orang kulit putih miskin”biasanya hidup dijajaran paling rendah lingkungan masyarakat selatan dan tidak memiliki budak. Mudah dimengerti kepentingan para pngusaha perkebunan untuk mempertahankan perbudakan mereka memiliki hampir semua budak. Namun petani kecil dan orang kulit putih miskin juga mendukung perbudakan. Mereka takut jika budak dibebaskan, kaum kulit hitam ini akan bersaing dengan mereka untuk memperebutkan lahan. Yang tak kalah pentingnya, keberadaan budak meningkatkan derajat sosial petani kecil, dan orang kulit putih miskin dan mereka tidak rela melepaskan statusnya.
Saat mereka melawan pengaruh opini utara, para pemimpin politik utara di selatan, kalangan profesional, dan sebagaian besar kini pendeta tak malu-malu lagi mendukung perbudakan. Para juru bicara di selatan mengatakan bahwa hubungan antara majikan dan buruh lebih manusiawi di bawah system perbudakan dibandingkan system gaji di utara. Sebelum tahun 1830 sistem patriarki kuno untuk pengelolaan perkebunan, dengan bimbingan pribadi terhadap para budak yang dilakukan tuan mereka, masih menjadi ciri khas. Namun perlahan seiring produksi kapas besar-besaran di daerah selatan bagian bawah, para majikan mulai berhenti mengawasi sendiri para budaknya dan memperkerjakan seorang mandor professional. Mandor ini jabatan tetapnya pada kemampuan mereka untuk memaksa budak bekerja lebih keras. Perbudakan dengan sendirinya adalah sebuah system yang brutal dan penuh pemaksaan. Pemukulan dan pemisahan keluarga melalui penjualan individu adalah hal yang biasa, namun pada akhirnya kritik paling tajam terhadap perbudakan bukanlah tentang perilaku majikan terhadap budak, melainkan perbudakan melanggar secara hak asasi setiap manusia untuk hidup bebas.
3.    Segi Politik
Di panggung politik nasional, orang selatan berusaha keras untuk mendapatkan perlindungan dan perluasan kepentingan-kepentingan mereka berkaitan dengan sisitem perbudakan di perkebunan kapas. Untuk itu, selatan yakin perlu adanya tambahan negara bagian baru yang menyetujui perbudakan untuk mengimbangi negara-negara bagian yang menentang perbudakan. Masyarakat utara yang anti perbudakan melihat bahwa orang selatan membuat konspirasi untuk meluaskan perbudakan, sehingga pada tahun 1830-an pertentangan mereka makin meruncing. Lebih lanjut hal ini mengakibatkan timbulnya Gerakan Penghapusan Budak pada tahun 1830-an dan terkenal sangat gigih. Mereka (kaum Abolisonis) pantang berkompromi dan tekun memperjuangkan penghapusan perbudakan. Gearakan ini dipimpin oleh William Lloyd Garrison, pria muda asal Massachutes yang menyatukan sifat kepahlawanan seorang Martir dengan pendidik yang punya semangat perang suci. Pada tanggal 1 januari 1831, Garisson menerbitkan korannya “The Liberator” yang pada intinya berisi dengan sungguh-sungguh meminta pembebasan para budak.
Aktivitas abolisionis lain tidak mendukung taktik Garrison yang  menentang hukum, karena reformasi harus dilakukan dengan cara resmi dan damai. Namun jejak Garrison di ikuti oleh seorang yang jga secara lantang menentang perbudaka yaitu Frederick Douglas, seorang budak pelarian. Ia berperan sebagai juru bicara Masyarakat Antiperbudakan Massachutes lalu menjadi editor Koran mingguan abolisionis, Northern Star. Gerakan anti perbudakan ini juga membantu pelarian budak ketempat pengagsingan yang aman di daerah utara. Misalnya di Ohio, diperkirakan dari tahun 1830-1860 tidak kurang dari 40.000 budak pelarian di tolong untuk bebas. Begitupun pula dengan jumlah kelompok anti perbudakan bertambah di tahun 1840 menjadi sekitar 2.000 buah dengan jumlah anggota erkisar 200.000 orang.
Permasalahan perudakan terus berlanjut hingga tahun 1845. Sepertinya perbudakan akan dibatasi di daerah-daerah yang memeng sudah dari dulu menganut perbudakan. Sebenarnya perbudakan telah di batasi oleh Kompromi Missouri pada tahun 1820, namun adanya wilayah baru membuka peluang perluasan perbudakan. Dalam hal ini banyak rakyat utara yang berfikir jika tidak diperluas perbudakan akan menurun dan akhirnya akan mati dengan sendirinya. Untuk membenarkan pertentangan meraka terhadap tambahan negara baru yang mengizinkan perbudakan, mereka merujuk pada pernyatanWashington dan Jefferson dan peraturan tahun 1787 yang melarang perluasan perbudakan ke daerah Barat Laut. Texas yang telah memperbolehkan perbudakan tentu saja bergabung ke dalan union sebagai negara bagian yang menganut perbudakan. Namun Calofornia, New Mexico, dan Utah tidak memiliki perbudakan sehingga mengundang persaingan antara negara bagian utara  dan selatan.
Para extrimis di Selatan mendesak semua tanah yang didapat dari Meksiko diserahkan kepada pemilik budak. Di lain pihak kelompok anti perbudakan di Utara menuntut semua daerah baru ditutup dari perbudakan. Salah satu kelompok moderat menyarnkan aagar tapal batas kompromi Missouri, di panjangkan hingga kea rah Pasifik dengan negara bagian yang menentang perbudakan ada di utaranya dan yang mendukung perbudakan ada diselatannya. Kelompok lai menganjurkan agar keputusa tersebut diserahhkan kepada ke daulatan Rakyat yaitu pemerintah harus membiarkan rakyat memasuki daerah itu dengan atau tanpa budak sesuka mereka dan ketika mereka menjadikan wilayah itu sebagai negara bagian, mereka sendiri yang akan menentukan jawabannya. Selatan tetap berpendapat bahwa semua daerah baru berhak utuk mengizinkan perbudakan. Sedangkan utara membantah tidak ada daerah yang mempunyai hak itu.
Karena kedua belah pihak bersikeras, maka melalui kompromi Senator Henry Clay (yang kemudian di ubah di kongres) berisi beberapa syarat kunci : California didaftarkan sebagai negara bagian dengan konstitusi negara bebas (perbudakan di larang) sisa daridaerah caplokan baru dibagi menjadi dua yaitu New Meksiko dan Utah dan di atur tanpa menyinggung perbudakan : bahwa tuntutan Texas terhadap porsi tanah di New Meksiko akan dig anti dengan bayaran sebesar $10 juta : peraturan baru yang lebih efektif akan di bentuk untuk menangkap budak yang lari dan memulangkan mereka kepada majikan mereka dan pembelian dan penjualan budak (bukan perbudakan) di hapuskan di Distrik Columbia. Dalam sejarah Amerika langkah-langkah ini di kenal sebagai “Kompromi Tahun 1850”. Selama tiga tahun kompromi ini tampak bisa menyelesaikan hamper seluruh persoalan. Namun hukum budak pelarian sangat menyinggung hati rakyat di utara dan menolak bertisipasi, malah membantu pelarian budak. Secara politik tahun 1850 bisa digambarkan sebagai suatu era yang gagal dimana pemimin bangsa tidak bias memutuskan atau menahan isu-isu rawan tentang perbudakan.
Politik di Utara dan Selatan juga mengalami perkembangan yang berbeda. Utara membutuhkan pemerintah pusat untuk membangun infrastruktur (jalan raya dan jalan kereta api), melindungi perdagangan dan finansial, dan megendalikan peredaran uang nasional. Selatan dalam banyak hal masih tergantung pada pemerintah federal daripada wilayah lain. Patriot Selatan takut jika pemerintah pusat terlalu kuat akan mencampuri urusan perbudakan.
Pada tahun 1854 isu lama mengenai perbudakan di wilayah amerika muncul kembali dan perselisihan menjadi lebih sengit. Kali ini mengenai wilayah Kansas dan Nebraska yang akn mendirikan pemerintahan resmi dan akhirnya akan menjadi negara bagian.Lalu, dikeluarkanla Kansas-Nebraska Act oleh senator dari Illinois, Sthephen A. Douglas, yang isinya menghapuskan larangan perbudakan di wilayah Louisiana Purchased. Atas usul Jesse B. Thomas, perbudakan di wilayah ini memang telah dilarang dengan tujuan untuk menghindari terjadinya konflik karena masalah perbudakan. Namun dengan dikeluarkannya Kansas-Nebraska Act, berarti larangan tersebut sudah tidak berlaku  lagi. Hal ini mengundang amarah para pendukung negara bebas perbudakan. Douglas berpendapat bahwa kompromi tahun 1850 yang yang membebaskan utah dan new Meksiko untuk menyelesaikan sendiri masalah perbudakan telah menggantikan kompromi Missouri. Dengan demikian dua daerah tersebut (Kansas-Nebraska) para penduduknya akan diperbolehkan membawa budak dan pada akhirnya penduduk sendiri yang akan menentukan bergabung dalam union sebagai negara bagian yang bebas atau yang mendukung perbudakan. Lolosnya UU Kansas-Nebraska disenat disambut meriah oleh warga selatan. Tujuan Douglas ialah bemain politik untuk menjadi presiden. Di utara muncul paratai republik tahun1860 yang dipimpin oleh Abraham Licoln yang berasal dari utara dan pada saat itu sedang berkompetisi memperebutkan jabatan presiden menyatakan suatu negara tidak mungkin mempunyai dua pandangan perbedaan yaitu, pengesahan perbudakan atau pelarangan perbudakan. Karena hal inilah Abraham Licoln terpilih menjadi presiden karena semangatnya yang besar dalam pembebasan perbudakan.
Pada pemilihan di tahun 1860, partai republik mendominasikan Abraham Lincoln sebagai calon mereka. Semangat partai yang membumbung tinggi, ketika para pemimpin menyatakan bahwa perbudakan tidak diperbolehkan diperluas. Partai juga menjanjikan pajak masuk untuk melindungi industri dan berjanji membuat peraturan yang membuat rumah dan tanah gratis bagi pemukiman yang mau membantu membuka daerah barat.
Saat Lincoln memenangkan pemilu 1860 dan menjadi presiden baru, banyak negara budak yang memisahkan diri dari AS. Reaksi pertama setelah Lincoln terpilih menjadi presiden adalah South Carolina, menyatakan memisahkan diri dari Uni. Begitu hasil pemilihan diketehui konvensi khusus South Carolina menyatakakn ”bahwa Union yang sekarang ini berlangsung antara South Carolina dan Negara-negara bagian lain dibawah nama ”Amerika Serikat” dengan ini di bubarkan. Pada tanggal 1 Februari 1861 pemisahan diri diikuti oleh negara  Mississippi, Florida, Alabama, Georgia, Louisiana, and Texas. Pada tanggal 7 februari 1861 ketujuh negara tersebut membentuk negara baru yaitu Konfederasi Negara Bagian Amerika, yang beribukota di Richmond, Virginia. Mereka memilih Jefferson Davis sebagai presiden Konfederasi, benderanya Stars and Bars, dan memiliki UUD yang sama dengan UUD Union walaupun dengan menjamin perbudakan dan Presiden dengan periode jabatan untuk 6 tahun.
Dalam pidato pelantikan Lincoln tetap tidak menginginkan negara-negara Selatan memisahkan diri dari Uni dengan menyatakan ”tak sah secara hukum”. Yang ditentangnya adalah perbudakan bukan negara-negara di Selatan. Dan Lincoln tidak akan menggabungkan kembali negara-negara Selatan dengan cara kekerasan, kecuali Selatan memulai lebih dahulu. Pidatonya di tutup dengan seruan pemulihan ikatan union.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa secara politis perjuangan mengatasi masalah perbudakan sebagai berikut :
    1. Kompromi Missouri
    2. Kompromi 1850
    3. Kansas-Nebraska Act
    4. Pemilu presiden 1860
2.2      Jalannya Perang Saudara di Amerika Serikat
2.2.1 Awal Perang di mulai
Seruan Lincoln dalam pidatonya tidak di Indahakan oleh pihak Selatan, dan pada tanggal 12 April senjata ditembakkan ke tentara Federal yang bermarkas di Benteng Sumter, di pelabuhan Charleston, South Carolina. Pada waktu itu pasukan Union yang berada di Fort Sumter, South Carolina, mengalami kekurangan cadangan makanan. Lincoln akhirnya memutuskan untuk mengirimkan kapal guna mensuplai kebutuhan di Fort Sumter. Sebelum kapal berhasil mendarat, pasukan Selatan sudah menembaki kapal-kapal Utara. Akhirnya Fort Sumter menyerah. Dengan dimulainya perang di Fort Sumter inilah, menandai dimulainya perang Saudara AS. Kemudian Virginia, North Carolina, Tennessee, and Arkansas memisahkan diri dari Uni dan bergabung dengan Konfederasi. Bersama perginya Virginia pergi pula Robert E.Lee yang menolak memimpin tentara union karena kesetiaannya kepada negara bagian Mayoritas legislatif Uni menyisakan negara-negara  pro-perbudakan yaitu; Maryland, Kentucky, Delaware, and Missouri dicegah untuk tidak bergabung dengan negara-negara yang memberontak. Wilayah ini yang disebut dengan The Border Slave States.
Sementara 7 negara bagian merupakan anggota Konfederasi, yaitu: South Carolina, Mississippi, Florida, Alabama, Georgia, Louisiana, dan Texas. Dalam perang saudara ini, Virginia, Arkansas, Tennessee, dan North Carolina menyusul untuk bergabung dalam Konfederasi. Untuk menghadapi peperangan, negara Konfederasi membentuk Tentara Konfederasi.  Pada periode ini utara dan selatan mulai memobilisir kekuatan dan penyusunan Strategi dalam rangka persiapan perang.
Setiap pihak memulai perang dengan harapan tinggi agar secara cepat memenangkan peperangan. Dari segi materi utara lebih unggul jauh. Dua puluh tiga negara bagian dengan populasi 22 juta orang melawan 11 negara bagian dengan penduduk 9 juta orang. Keunggulan industri di utara mampu menyediakan fasilitas berlimpah untuk pembuatan senjata, amunisi, pakaian dan barang-barang lainnya. Kunggulan utara yang lain adalah jaringan kereta api sehingga peluang militer federal lebih baik. Sedangkan keunggullan selatan yang paling utama adalah Geografi : selatan berperang secara defensif di wilayahnya sendiri. Selatan memiliki tradisi militer yang lebih kuat dan karena itu pada awalnya mereka menyombongkan pimpinan militer mereka yang lebih berpengalaman.
2.2.2        Periode Kemajuan Barat, Kemacetan Timur (bagian pertama jalannya perang)
Pada bagian pertama perang saudara terdapat dua daerah (front) penting di mana perang itu terjadi di wilayah Barat (front Barat) dan di wilayah timur (Front Timur).
a.  Front Timur
Di wilayah timur, ada ibukota AS, Washington District of Columbia, dan ibukota Konfederasi di Richmond. Kedua kota itu hanya berjarak 90 mil. Di daerah ini, pemimpin militer Konfederasi ialah Robert Edward Lee. Lee adalah jenderal yang jenius dan banyak memenangkan pertempuran, termasuk Pertempuran Bull Run Pertama (Virginia) dekat Washington dan Pertempuran Bull Run kedua. Pada tahun pertama pihak selatan sering memenangkan pertempuran tapi bukan menang perang karena kemenangan berdarah selatan tidak pernah mennjelma sebagai keunggulan militer yang menentukan.
Di Virgginia pasukan Union terus mengalami kekalahan. Dalam upaya merebut Richmon, ibu kota konfederasi pasukan Union berkali-kali dipukul mundur. Kemenangan ini didukung oleh dua keunggulan konfederasi yaitu posisi pertahanan yang kuat, yang di mungkinkan oleh beberapa sungai kecil yang memotong jalan antara Washington dan Richmon, keunggulan kedua adalah dua jendral dari selatan yaitu Robert. E.Lee dan Thomas J. Jackson memiliki kemampuan yang melebihi para komandan union di utara. Pada tahun 1862, komandan Union George McCellan meggunakan cara pelan dan hati-hati dalam usaha merebut Richmond. Namun pada pertempuran tujuh hari pasukan union terpukul mundur.
Kemenangan lain tentara konfederasi pada pertempuran ke dua di Bull Run, Lee dapat menduduki Maryland dengan menyebrangi Potomac. Kedua kalinya McCellan ragu-ragu dalam bertindak, walaupun ia tahu Lee membagi dua pasukannya dan dari segi jumlah kalah banyak. Pasukan union dan Konfederasi bertemu di Antietam dekat Sharpsburg, Maryland pada tanggal 17 September 1862. Pada hari paling berdarah sepanjang perang ini lebih dari 4.000 orang tewas di kedua belah pihak dan 18.000 luka-luka. Meskipun jumlah tentara McCellan lebih banyak namun gagal mendobrak pertahanan Lee, sehingga Lee dapat mundur menyeberang Potomac dengan pasukan utuh. Pada akhirnya Lincoln memecat McCellan.
Namun, kekalahan di Antietam da kesulitan memenangkan perang memberikan Lincoln momen untuk mengeluarkan Proclamation Emancipation pendahuluan yang menyatakan bahwa terhitung tanggal 1 Januari 1863 bawa semua budak yang hidup di negara-negara bagian yang membrontak melawan union di merdekakan. Secara politis pernyataan tersebut selain memiliki arti menjaga keutuhan Union juga mengandung makna bahwa penghapusan perbudakan sekarang menjadi tujuan peperangan, dengan kata lain perang tidak hanya bertujuan untuk menggabungkan kembali negara Selatan yang telah memisahkan diri dari Uni, namun juga dalam rangka untuk menghapus perbudakan.
Proklamasi emansipasi juga member wewenang perekrutan oaring kulit hitam masuk kedalam tentara union. Tentatara union mulai merekut dan melatih resimen-resimen kulit hitam yang kemudian bertempur habis-habisan dari Virginia sampai missisipi. Sekitar 178.000 orang Afrika-Amerika berdinas di Tentara Kulit Berwarna Amerika dan 29.500 lainnya di Angkatan Laut Union.
b.  Wilayah Barat
Di wilayah barat meliputi sepanjang Sungai Mississippi. Berlawanan dengan kegagalan militer di Timur, pasukan Union memperbolehkan kemenangan di pertempuran laut dan darat di Wilayah Barat. Sebagian besar Angkatan Laut pada awal perang berada di tangan union, meskipun sempat melemah.  Mentri Angkatan Laut dengan cepat menguatkan kembali pasukan Unnion. Lincoln lalu memngumumkan pemblokiran-pemblokiran pantai selatan. Langkah ini mencegah hampir semua pengiriman kapas ke Eropa. Penghadangan ini juga mencegah impor amunisi, pakaian dan perlengkapan medis yang sangat di butukan di Selatan.
Sementara itu David Fragut menggelar dua operasi yang sangat menabjubkan. Pada operasi yang pertama ia berhasil membawa pasukan union ke muara sungai Missisipi dimana ia memaksa kota terbesar di Selatan, New Orleans, lousiana menyerah. Dalam operasi yang ke dua ia berhasil maju  melewati gerbang pertahanan di teluk Mobile, Alabama, menangkap kapal perang Konfederasi yang kuat dan menutup pelabuhan.
Di lembah sungai Missisipi hampir selalu memenangkan pertempuran. Mereka mulai dapat memutus jalur panjang pertahanan konfederasi di Tennessee sehingga bisa menduduki hampir seluruh wilayah barat negara bagian itu. Ketika pelabuhan Memphis yang penting di sungai Missisippi di rebut, pasukan Union Maju 320 km menuju jantung Konfederasi. Di bawah pimpinan jendral Ulysses Grant pasukan union menahan serangan balik dadakan Konfederasi di Shiloh, di atas tebing sungai Tennesee sampai pasukan bantuan datang dan memukul mundur Konfederasi.
Kemenangan Pertempuran di Vicksburg dan Gettysburglah pada bulan juli 1683 menandai titik balik perang ini. Pertempuran Gettysburg banyak memakan korban jiwa, baik dari Union dan Konfederasi. Tetapi jumlah pasukan Konfederasi lebih sedikit jika dibandingkan pasukan Union sehingga jelas kerugian berada di Konfederasi. Sejak perang ini, Konfederasi hampir tidak pernah lagi melancarkan serangan. Sedangkan di wilayah barat, daerah Sungai Mississippi. Di wilayah ini, pasukan Konfederasi banyak mengalami kekalahan. Pasukan Union yang dipimpin oleh Ulysses Simpson Grant banyak memenangkan pertempuran di sini. Pasukan Union menduduki hampir semua kota di sungai Mississippi, namun Konfederasi masih memegang Vicksburg. Pada 4 Juli 1863, Vicksburg akhirnya menyerah kepada Ulysses. Ini membagi wilayah Konfederasi menjadi dua bagian dan membuka jalan untuk menyerang jantung pertahanan dari Konfederasi.
2.2.3        Bagian Kedua Perang Sudara
Pada bagian ini Merupakan usaha Utara untuk menekan Selatan agar mengakui kekalahanya. Dalam menekan selatan di susun rencana yaitu tentara di S. Potomac akan ditarik ke Selatan melalui Virginia menuju Richmond. Sementara Jenderal Grant yang menang di Barat ditarik ke Timur melewati Tennesse dan Virginia. Lincoln memutuskan bahwa Ulysses ialah jendral terbaiknya. Ia mengangkat Ulysses sebagai jenderal di bagian timur. Pada bulan Mei 1864 Grant bergerak maju masuk ke Virginia dan bertemu pasukan konfederasi yang dipimpin oleh Lee dan melakukan pertempuran di hutan belantara selama tiga hari. Meskipun banyak korban jiwa tapi Grant menolak untuk mundur dan malah mengepung Lee, menggoyahkan garis pertahanan konfederasi dengan serangan artilileri dan infanteri.
Di barat pasukan union mengambil alih Tennessee di musim gugur 1863 dengan kemenangan di Chattanooga dan didekat pegunungan Lookout. Kemenangan ini membuka jalan bagi jendral William T.Sherman untuk menginvansi Georgia. Ia dapat menduduki ibukota negara bagian Atlanta kemudian bergerak ke pantai Atlantik. Dari pantai Sherman maju ke utara dan pada bulan feruari 1865 ia telah memrebut Charleston, South Carolina, dimana tembakan pertama perang saudara diletuskan.
Sementara itu Grant mengepung Petersburg, Virginia, selama 9 bulan sebelum Lee meninggalkan Petersburg dan ibu kota konfederasi di Richmmond dalam usaha menarik pasukannya keselatan pada bulan maret 1865. Namun langkah Lee sudah terlambat, Grant menyerang Lee kembali dalam Operasi Appomattox. Lee menyadari pasukannya telah kalah banyak dan ia akhirnya menyerah pada Grant pada 9 April 1965. Menyerahnya Lee menandai kehancuran negara Konfederasi. Kemenangan untuk Union selain mengakhiri negara Konfederasi, juga mengakhiri praktek perbudakan di Amerika Serikat, dan memperkuat posisi pemerintah federal.
2.2.4        Akhir perang
Syarat-syarat pengakuan kekalaan sangtlah lunak, dan ketika Grant kembali dari pertempuran dengan Lee, ia mengingatkan kepada tentaranya “Para pembrontak sekarang teman Sebangsa lagi”. Dengan demikian tujua Grant selama ini murni untuk menyatukan kembali negara bagian yang memisahkan diri. Robert Lee merebut banyak simmpati orang karena kegemilangannya dalam memimpin dan kebesaran hatinya dalam menerima kekalahan. Bagi utara perang tersebut melahirkan pahlawan yaitu Abraham Lincoln yang di dalam drinya berniat untuk menyatukan negara kembali tidak dengan kekerasan dan penindasan namun dengan kehangata dan kemurahan hati. Di tahun 1864 ia terpilih unuk ke dua kalinya sebagai presiden mengalahkan saingannya dari partai democrat George McCellan.
Tiga minggu kemudian, dua hari setelah Lee menyerahkan diri, Lincoln mengeluarkan pernyataan terakhirnya kepada public dimana ia akan mengeluarkan sejumlah kebijakan Rekonstruksi yang murah hati. Namun sebelum dat merelisasiakaan niatnya Abraham Lincoln terbunuh. Sehingga tugas berat berada di tangan Andrew Johson dalam menentukan status dari negara bagian yang telah melepaskan diri.
Sebelumnya Lincoln telah menyusun rencana, dalam pandangannya rakyat selatan secara resmi tidak pernah melepaskan diri mereka hanya di hasut oleh beberapa orang yang tidak loyal terhadap federasi. Oleh karena itu Lincoln pada tahun 1863 mengatakan bahwa 10% suara dalam pemilu tahun 1860 yang bias membentuk yang bias membentuk pemerintahan yang setia kepada konstitusi dan memperlihatkan kepatuhan hukum kongres dan proklamasi presiden, ia akan mengakuinya sebagai pemerintahan negara bagian yang syah.
Kongres menolak rencana ini, dan terdapat beberapa anggota kongres di antaranya yang menyarankan agar menghukum seberat-beratnya negara bagian yang telah memisahkan diri. Namun bahkan sebelum perang bener-benar usai pemerintahan baru telah berdiri di Virginia, tennesseee, Arkansas, Lousiana.
Untuk menangani salah satu masalah utamanya yaitu kodisi mamntan budak. Pada bulan maret 1865 kongres mendirikan Biro Orang-orang yang dimerdeakan yang bertindak sebagai pelindung orang Afrika-Amerika dan menuntun mereka untuk bisa mandiiri. Bulan Desember kongres meresmikan Amandemen ke-13 Konstitusi Amerika Serikat yang menghapus perbudakan

2.3      Dampak Terjadinya Perang Saudara
Setelah usainya suatu peperang pastilah terdapat dampak yang ditimbulan dari peperangan tersebut. Baik dampak positif maupun dampak negative. Termasuk pula perang Saudara yang terjadi di Amerika Serikat antara tahun 1861-1865. Berikut ini akan di jabarkan mengenai dampak positif dan negative dari pecahnya perang Saudara di Amerika Serikat.
Perang saudara di AS, telah memberikan beberapa akibat positif:
1.      AS tetap merupakan satu kesatuan bahkan rasa kesatuan itu lebih kuat jika dibandingkan dengan sebelum Perang Saudara. Dengan dimenangkannya perang oleh pihak utara maka AS (pemerintahan Federal) dan diadakan Rekonstruksi setelahnya dapat membuktikan bahwa dapat memperthankn kesatuan negara-negara bagian yang di dalamya.
2.      Sesudah perang saudara berakhir keadaan Amerika memungkinkan untuk berkembang jadi  negara adikuasa. Dalam buku ”Dari Koloni Djadi Salah Satu Negara Besar” karangan Franklin Escher, Jr. Dijelaskan bahwasanya setelah tahun 1865 keadaan telah berubah. Para imihgran mulai masuk membanjiri negara-negara di AS. Kota-kota besar mulai bermunculan. Tambang-tambang telah bermunculan seperti batu, baja dan minyak, yang mana adanya pengalian tmbang ini ditujukan untuk mendukung perindustrian (memberi bahan dan tenaga terhadap perindustrian). Perindustrian maju dan meluas karena di dorong oleh pendapatan-pendapatan baru dan meningkatnya jumlah penduduk. Fasilitas umum seperti jalan kereta api telah menjalar kemana-mana melintasi benua dan menghubungkan pantai. Tenaga listrik di pergunkan untuk penerangan, menjalankan mesin-mesin. AS mengisi daerah- daerahnya yang kosong dari pantai atlantik dan pasifik mencapai jumlah 76 juta sampai tahun 1900, dua kali lipat sebelum tahun 1865. Bahkan di katakan benua tidak cukup, sehingga mendorong mereka untuk berlomba-lomba dalam melakukan imperialisme dengan negara-negara eropa.
3.      Dengan dihancurkannya perbudakkan menunjukkan bahwa AS mampu mempertahankan prinsip demokrasi. Dalam buku ”Dari Koloni Djadi Salah Satu Negara Besar” karangan Franklin Escher, Jr. Juga di jelaskan bahwa setelah berakhirnya perang saudara amerika telah mampu meletakkan dasar-dasar negara dan telah terbentuk serta berkembang corak umum dari Individualisme Demokrasi. Selain itu dengan di hapuskannya perbudakan Amerika telah ampu membuktikan bahwa merupakan negara yang menjungjung tinggi hak asasi manusia (HAM).
Selain hasil-hasil positif tersebut diatas, Amerika Utara sebagai pihak yang menang perang, dihadapkan pada masalah-masalah ekonomi, sosial, dan politik. Hal ini merupakan dampak negative dadri perang saudara yang harusdi selesaikan oleh pihak utara sebagai pemenan.
  1. Ekonomi: berupa hancurnya perekonomian Selatan, karena perkebunan-perkebunan Selatan rusak akibat perang yang berlangsung selama 4 tahun. Perang yang terjadi cukup lama ketika pertempuran di lakukan tidak jarang merusak alam disektarmedan peperangan. Seperti di selatan yang perekonomian tergantun pada alam (karena Agraris) telah menjadi masalah bagi perekonomiannya. Di selata uang dan obligasi konfederal tidak berharga lagi.
  2. Sosial: berupa nasib para freedman. Bencana yang terjadi selama 4 tahun telah menghabiskan tenaga dan menimbulkan pertumpahan darah. Perang saudara telah meminta banyak korban jiwa  dan kehilangan harta-benda. Yang meninggal di fihak Federal kira-kira 360.000 ( hampir sama dengan korban perang pada PD II) selain kehilangan orang pihak selatan juga kehilangan rumah, ternak dan alat pengngkutan.
  3. Politik : berpisahnya 11 negara bagian di selatan pada waktu pecahnya perang dalam penyelesainya (penyatuannya) mengalami kesulitan. Karena rekonstruksi lunak yang direncanakan Lincoln di tentang oleh kongres dengan alasan bahwa mereka yang memisahkan diri harus dihukum seberat-beratnya.

















BAB 3. PENUTUP


3.1  Kesimpulan
Setelah membaca uraian di atas maka kita menyimpulkan bahwa perang saudara yang terjadi di Amerika adalah tidak terlepas dari beberapa hal,yaitu:  Perbudakan (faktor Utama Terjadinya Perang Saudara) dan Faktor Perang Saudara di Lihat dari Segi Ekonomi, Sosial Dan Politik di Amerika Serikat. Pada dasarnya masalah perbudakan merupakan masalah yang sangat sentimentil di Amerika Serikat. Adanya sentimentil ini pada akhirnya memecah negara-negara bagian di Amerika Serikat menjadi dua kubu yaitu bagian utara yang menentang perbudakan dan bagian selatan yang menganut perbudakan.
Sebenarnya telah terdapat beberapa perjuangan dalam menyelesaikan masalah perbudakan sebelum pecahnya perang, diantaranya : Kompromi Missouri, Kompromi 1850 dan Kansas-Nebraska Act. Namun jalan yang ditempuh ini hanya menyelesaikan permasalahan perbudakan sementara saja. Ketika terdapat negara bagian baru, baik utara maupun selatan saling berkompetisi untuk memperluas pengaruhnya, sehingga muncul permasalhan baru sampai pada akhirnya pecah perang Saudara.
21
 
Hal menarik yang perlu kita lihat adalah bahwasanya setelalh pereng saudara berakhir Amerika berkembang menjadi negara yang besra dan Adikuasa. Jadi, perang tidak selalu berdampak negative. Seperti halnya Perang saudara di AS, telah memberikan beberapa akibat positif. AS tetap merupakan satu kesatuan bahkan rasa kesatuan itu lebih kuat jika dibandingkan dengan sebelum Perang Saudara. Sesudah perang saudara berakhir keadaan Amerika memungkinkan untuk berkembang jadi  negara adikuasa. Dengan dihancurkannya perbudakkan menunjukkan bahwa AS mampu mempertahankan prinsip demokrasi. Namun tidak dapat dipungkiri perang juga berakibat negative yaitu berupa kerugian secara Meteri dan non materi, baik pihak yang kalah ataupun yang menang dalam peperang.

Selain hasil –hasil positif tersebut Amerika Utara sebagai pihak yang menang perang, dihadapkan pada masalah-masalah ekonomi, sosial, dan politik. ekonomi, berupa hancurnya perekonomian Selatan, karena perkebunan-perkebunan Selatan rusak akibat perang yang berlangsung selama 4 tahun. Sosial berupa nasib para freedman. Politik berupa adanya 11 negara Selatan dalam bidang ekonomi, sosial, dan politik.

3.2 Saran
Kami selaku penyusun makalah ini menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, maka kami selaku penulis menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan makalah ini untuk kedepannya.

















 

DAFTAR PUSTAKA


Francis Whitney, ed. Keith W. Olsen. 2004 .Garis Besar Sejarah Amerika. Deplu AS.
Escher, Jr., Franklin. Dari Koloni Djadi Salah Satu Negara Besar .

Sumber Internet:
Microsoft Office. Encarta Encyclopedia @2008


1 komentar: