BAB 1. PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Ahli
politik dari Prancis Alexis Tocqueville pada tahun 1835 telah menerbitkan buku
yang berjudul Democracy in Amerika yang
sampai saat ini di akui sebagai analisis paling tajam mengenai kehidupan social
dan politik di Amerika. Penilaiannya
terhadap Amerika Serikat pada dasarnya
Positi “ pemerintahan yang menganut
demokrasi ini mendatangkan minat politik sampai ke warga negara yang tingkatnya
paling bawah” dan Lapisan Masyarakat “ tulisnya. Namun Tocqueville juga orang
pertama yang meragukan apakak kesejajaran seperti ini dapat bertahan di tengah
berkembangnya system pabrik yang mengancam memecah divisi pekerja Industri
dengan elite bisnis baru.
Pandangan
optimis terhadap vitalitas Amerika dimana mereka bisa melihat bukti jelas yaitu kemakmuran dan kemajuan yang
cepat dalam bidang pertanian, perdagangan, dan pekerjaan umum, rupanya tidak
berlaku bagi semua orang. Salah satu yang meragukannya adalah Charles Dicknes,
yang pertama kali mengunjungi Amerika pada tahun 1841-1842. “ Ini bukan Republik yang ingin aku kunjungi, ini bukan
Republik yang aku bayangkan, semakin aku pikirkan tentang kemudahan dan
kekuatan, semakin aku melihat kemiskinan dan kekurangannya di banyak sector.
Dari
pendapat kedua Ahli tersebut dapat kita simpulkan bahwasanya, Amerika yang
wilayahnya luas dan beraneka ragam selain menyulitkan bila dilakuka
Generalisasi juga mendatangkan kontradiksi. Amerika adalah masyarakat yang
cinta kebebasan akan tetapi juga menganut perbudakan, negeri yang daerah liarnya
adalah luas dan primitive namun juga memilii kota-kota dengan perdagangan dan
Industri yang terus berkembang. Dengan demikian wajar jika perbedaan-perbedaaan
tersebut mengundang konflik antar golongan, yang pada akhirnya mengakibatkan
pecahnya perang Saudara di Amerika Serikat dari tahun 1861 sampai 1865.
|
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas terdapat beberapa rumusan masalah yang kiranya perlu di
bahas, di antaranya :
1. Apa
yang melatar belakangi terjadinya Perang saudara di Amerika Serikat ?
2. Bagaimanakah
proses jalannya Perang saudara di Amerika Serikat ?
3. Dampak
apak yang ditimbulkan dari pecahnya Perang saudara di Amerika Serikat ?
1.3
Tujuan
Berdasarkan
rumusan masalah di atas terdpat beberapa tujuan yang ingi kami capai di
antaranya :
1. Untuk
memahami latar belakang mengenai Perang saudara di Amerika Serikat.
2. Untuk
memahami jalnnya Perang saudara di Amerika Serikat.
3. Untuk
memahami damak yang ditimbulkan Perang saudara di Amerika Serikat.
BAB 2. PEMBAHASAN
Perang
Saudara mengrah kepada suatu jenis perang di mana
bukan dua atau lebih negara yang menjadi kubu yang berlawanan namun beberapa faksi (saudara) di dalam
sebuah entitas politik. Dalam bahasa
Inggris perang saudara disebut civil war yang secara harafiah
artinya adalah "perang warga sipil" atau "perang
madani". Tidak jarang sebuah perang saudara merupakan tanda
awal perpecahan sebuah entitas politik. Perang
Saudara Amerika ialah perang yang terjadi
antara 1861 dan 1865 di Amerika Serikat (AS). Sekelompok negara bagian di bagian selatan ingin merdeka, sedangkan pemerintahan dan negara-negara bagian di utara ingin menjaga AS tetap utuh. Perang
Saudara AS ini juga sering disebut dengan Perang Abolisi, karena tujuan perang
adalah untuk menghapuskan perbudakan. Juga disebut dengan Perang Sesesi
(Secession), karena dalam perang ini negara-negara Selatan memisahkan diri dari
Union. Membentuk negara sendiri yang diberi nama Negara Konfederasi.
2.1 Latar Belakang Terjadinya Perang Saudar di Amerika Serikat
Dalam setiap
peristiwa pasti terdapat sebab yang melatar belaknginya, termasuk pula peristiwa
Perang Saudara yang terjadi di Amerika Serikat. Dalam mengidentifikaksi latar
belakakang tersebut dapat kita kelompokkan menjadi faktor utama dan faktor yang
di lihat dari segi politik, ekonomi dan
sosial di Amerika Serikat.
2.1.1 Perbudakan (faktor Utama Terjadinya
Perang Saudara)
|
Sehingga negara-negara
utara disebut "negara bagian bebas" dan di selatan
"negara bagian budak". Pada dasarnya permasalahan perbedaan paham
mengenai perbudakan telah muncul sejak tahun 1830. Selain itu, sebagian besar
tanah milik AS di barat belum dibagi atas negara bagian, namun teritori, di
mana penduduk bukan penduduk asli tinggal. Tidak seperti negara bagian,
teritori itu tidak membantu memutuskan siapa yang akan menjadi presiden dan
teritori itu tidak mengirim wakilnya ke Washington, DC untuk membuat hukum
seluruh negeri.
Banyak orang kulit
putih yang pindah ke sana dan tiap orang setuju bahwa suatu hari semua teritori
itu harus disebut negara bagian. Di utara, orang ingin negara-negara bagian itu
menjadi negara bebas. Hal ini mengakibatkan di utara tumbuh sentimen anti
perbudakan terus tumbuh kuat, yang didukung oleh gerakan tanah bebas yang
menentang secara keras perluasan perbudakan ke daerah Barat yang belum masuk
negara Bagian. Di selatan, orang menginginkannya menjadi negara bagian budak.
Bagi orang Selatan yang hidup pada tahun1850-an, perbudakan merupakan suatu
kondisi dimana tanggung jawab mereka tidak lebih dari mengajari budak berbahasa
Inggris dan membentuk perwakilan mereka. Abraham Lincoln berasal dari utara dan
saat ia berpacu demi jabatan presiden, ia berkata bahwa semua negara bagian itu
akan menjadi negara bagian bebas meski ia tidak merencanakan menyuruh setiap
budak di negara bagian budak itu.
Para pemilik budak di
selatan juga takut akan beberapa orang yang mengatakan mereka ingin
menjadikannya kejahatan untuk memiliki para budak di semua bagian AS. Banyak
juga orang di utara yang tinggal di kota-kota dan bekerja di pabrik dan mereka
menginginkan kebijakan yang membantu ekonominya. Namun banyak orang di selatan
yang tinggal di kota kecil dan bekerja di pertanian, dan menginginkan kebijakan
yang mendukung ekonominya. Mereka sering tidak bisa setuju pada keputusan
terbaik. Perbedaan dan
ketegangan antara Utara dan Selatan bertambah dengan adanya buku ”Uncle Tom’s
Cabin” karangan Harriet Beecher Stowe. Dalam buku ini digambarkan tentang
bagaimana kondisi dan perlakuan yang diperoleh para budak.
2.1.2
Faktor Perang Saudara di Lihat dari Segi
Ekonomi, Sosial Dan Politik di Amerika Serikat.
1.
Segi
Ekonomi
Pada tahun 1850 wilayah
nasional membentang meliputti hutan , daratan dan pegenungan. Di wilayah Timur
industry berkembang pesat , di bagian tenganh dan selatan pertanian tumbuh
subur. New England dan sejumlah negara bagian di Atlantik tengah menjadi pusat
manufaktur, perdagangan, dan keuangan. Produk utama dari wilayah ini adalah
tekstil, kayu, pakaian jadi, mesin serta barang-barang yang terbuat dari kulit
dan Wol. Wilayah Selatan dari Atlantik ke Sungai Missisipi kegiatan ekonomi berpusat
pada pertanian. Tembakau penting bagi perekonomian Virginia, Maryland dan North
Carolina. Di South Crolina panen berlimpah ruah, tanaman tebu juga memungkinkan
di tananam di Louisiana. Namun pada akhirnya kapas menjadi tanaman terpenting
yang menjadi cirri khas daerah Selatan. Pada tahhun 1850 Selatan Amerika telah
memproduksi lebih dari 80% kapas dunia.
Mereka menggunakan budak untuk mengolah semua tanaman mereka.
Keuntungan
dari Kapas, dikenal sebagai King Cotton, Melengkapi ketergantungan sistem
pertanian di Selatan dan komponen utamannya, yaitu perbudakan. Utara dengan mantap
membangun masyarakat industri. Buruh juga sangat dibutuhkan, tetapi bukan Buruh
budak. Imigran dari Eropa meningkat untuk bekerja di pabrik-pabrik, membangun
jalan kereta apai di Utara, dan pemukiman di Barat. Sangat sedikit yang
bermukim di Selatan. Selatan, menolak industrialisasi, manufaktur sangat
sedikit. Orang-orang Selatan menolak tarif yang tinggi, atau pajak yang harus
dibayar untuk barang-barang impor, serta menolak menaikkan harga manufaktur. Di
satu sisi, ekonomi manufaktur di Utara menuntut tarif tinggi untuk melindungi
produksi dalam negeri dari barang-barang luar negeri yang murah. Sebelum Perang
Saudara, pemasukan utama pemerintah federal adalah dari tarif/pajak. Ada
beberapa sumber penghasilan lain: pajak pendaparan individu maupun perusahaan.
Tarif tersebut diperlukan untuk
membangun jalan raya, kanal, jalan. Sedangkan di Selatan lebih memilih tidak
melakukan peningkatan, untuk menghindari pajak tinggi.
Disis lain Perluasan wilayah Barat Laut, ke wilayah yang sekarang dikenal:
Ohio, Indiana, Illinois, Michigan, Wisconsin, dan sebagian Minnesota, jauh dari
pemasaran untuk biji-bijian dan ternaknya. Butuh pembangunan internal untuk
bertahan, serta didukung permintaan Timur Laut akan pajak yang tinggi. Sehingga
wilayah Timur Laut banyak membantu keuangan pemerintah Federal untuk membangun
wilayah Barat Laut. Akibatnya, walaupun Selatan dan Barat lebih bercorak
pertanian, Barat dengan sendirinya bersekutu dengan Utara daripada dengan
Seatan.
Dengan adanya kepentingan ekonomi yang berbeda tersebut sedikit
banyak telah menimbulkan sentiment di antara kedua belah pihak baik selatan
maupun utara. Keduanya sama-sama melontarkan pendapat yang negative terhadap
sistem ekonomi yang di anut. Utara mengkritik system ekonomi utara yang
menganut perbudakan, dan sebaliknya selatan mengkritik system ekonomi di utara
yang memperkerjakan buruh pabrik, dianggap lebih buruk dari pada perbudakan.
2.
Segi sosial
masyarakat
Dalam
kehidupan social masyarakat di selatan, sebagian besar tatanan sosialnya
didominasi oleh orang- orang kulit putih yakni para kaum bangsawan. Mereka itu
ialah kaum aristokrasi Inggris pada Raja Charlesh I yang dalam tatanan
pemerintahan sangat menekan warga negaranya, sehingga partai oposisi Olever
Cromwell menggulingkan kekuasaanya. Charlesh bersama dengan kaum bangsawan
lainnya kemudian lari ke Amerika untuk menghindari pengejaran dari partai
oposisi yang telah menggulingkannya. Yang kemudian pada bagian selanjutnya kaum
aristokrasi ini menggunakan system tersebut di Amerika dan menciptakan system
perbudakan yang bersifat semena- mena dalam bidang agraris yang bertindak
sebagai tuan tanah.
Dengan demikian penduduk kebanyakan di amerika serikat bagian selatan
bersikukuh untuk mempertahankan perbudakan karena mereka mengengap perbudaakan
adalah penyangga utama dalam perekonomian di selatan. Factor lain yang
mengakibatkan sebagian masyarakat selatan masih tetap mendukung perbudakan
terkait dengan stratifikasi social yang berlaku di bagian selatan.
Hanya minoritas kulit putih di selatan yang memiliki budak. Tahun 1860
ada 46.274 pemilik perkebunan di seluruh negara bagian penganut perbudakan.
Yang dimaksudkan dengan pemilik perkebunan adalah bila ia sedikitnya punya 20
orang budak. Lebih dari setengah budak secara keseluruhan bekerja di
perkebunan. Sejumlah petani bebas, 10% diantaranya hanya punya lahan kurang
dari 40 hektar dan memiliki budak dalam jumlkah kecil tapi kebanyakan melah
tidak punya sama sekali. “orang kulit putih miskin”biasanya hidup dijajaran
paling rendah lingkungan masyarakat selatan dan tidak memiliki budak. Mudah
dimengerti kepentingan para pngusaha perkebunan untuk mempertahankan perbudakan
mereka memiliki hampir semua budak. Namun petani kecil dan orang kulit putih
miskin juga mendukung perbudakan. Mereka takut jika budak dibebaskan, kaum
kulit hitam ini akan bersaing dengan mereka untuk memperebutkan lahan. Yang tak
kalah pentingnya, keberadaan budak meningkatkan derajat sosial petani kecil, dan
orang kulit putih miskin dan mereka tidak rela melepaskan statusnya.
Saat mereka melawan pengaruh opini utara, para pemimpin politik utara di
selatan, kalangan profesional, dan sebagaian besar kini pendeta tak malu-malu
lagi mendukung perbudakan. Para juru bicara di selatan mengatakan bahwa
hubungan antara majikan dan buruh lebih manusiawi di bawah system perbudakan
dibandingkan system gaji di utara. Sebelum tahun 1830 sistem patriarki kuno
untuk pengelolaan perkebunan, dengan bimbingan pribadi terhadap para budak yang
dilakukan tuan mereka, masih menjadi ciri khas. Namun perlahan seiring produksi
kapas besar-besaran di daerah selatan bagian bawah, para majikan mulai berhenti
mengawasi sendiri para budaknya dan memperkerjakan seorang mandor professional.
Mandor ini jabatan tetapnya pada kemampuan mereka untuk memaksa budak bekerja
lebih keras. Perbudakan dengan sendirinya adalah sebuah system yang brutal dan
penuh pemaksaan. Pemukulan dan pemisahan keluarga melalui penjualan individu
adalah hal yang biasa, namun pada akhirnya kritik paling tajam terhadap
perbudakan bukanlah tentang perilaku majikan terhadap budak, melainkan
perbudakan melanggar secara hak asasi setiap manusia untuk hidup bebas.
3. Segi Politik
Di panggung politik nasional, orang selatan berusaha keras untuk
mendapatkan perlindungan dan perluasan kepentingan-kepentingan mereka berkaitan
dengan sisitem perbudakan di perkebunan kapas. Untuk itu, selatan yakin perlu
adanya tambahan negara bagian baru yang menyetujui perbudakan untuk mengimbangi
negara-negara bagian yang menentang perbudakan. Masyarakat utara yang anti
perbudakan melihat bahwa orang selatan membuat konspirasi untuk meluaskan
perbudakan, sehingga pada tahun 1830-an pertentangan mereka makin meruncing.
Lebih lanjut hal ini mengakibatkan timbulnya Gerakan Penghapusan Budak pada
tahun 1830-an dan terkenal sangat gigih. Mereka (kaum Abolisonis) pantang berkompromi
dan tekun memperjuangkan penghapusan perbudakan. Gearakan ini dipimpin oleh William
Lloyd Garrison, pria muda asal Massachutes yang menyatukan sifat kepahlawanan
seorang Martir dengan pendidik yang punya semangat perang suci. Pada tanggal 1
januari 1831, Garisson menerbitkan korannya “The Liberator” yang pada intinya
berisi dengan sungguh-sungguh meminta pembebasan para budak.
Aktivitas abolisionis lain tidak mendukung taktik Garrison yang menentang hukum, karena reformasi harus
dilakukan dengan cara resmi dan damai. Namun jejak Garrison di ikuti oleh
seorang yang jga secara lantang menentang perbudaka yaitu Frederick Douglas,
seorang budak pelarian. Ia berperan sebagai juru bicara Masyarakat
Antiperbudakan Massachutes lalu menjadi editor Koran mingguan abolisionis,
Northern Star. Gerakan anti perbudakan ini juga membantu pelarian budak
ketempat pengagsingan yang aman di daerah utara. Misalnya di Ohio, diperkirakan
dari tahun 1830-1860 tidak kurang dari 40.000 budak pelarian di tolong untuk
bebas. Begitupun pula dengan jumlah kelompok anti perbudakan bertambah di tahun
1840 menjadi sekitar 2.000 buah dengan jumlah anggota erkisar 200.000 orang.
Permasalahan perudakan terus berlanjut hingga tahun 1845. Sepertinya
perbudakan akan dibatasi di daerah-daerah yang memeng sudah dari dulu menganut
perbudakan. Sebenarnya perbudakan telah di batasi oleh Kompromi Missouri pada
tahun 1820, namun adanya wilayah baru membuka peluang perluasan perbudakan.
Dalam hal ini banyak rakyat utara yang berfikir jika tidak diperluas perbudakan
akan menurun dan akhirnya akan mati dengan sendirinya. Untuk membenarkan
pertentangan meraka terhadap tambahan negara baru yang mengizinkan perbudakan,
mereka merujuk pada pernyatanWashington dan Jefferson dan peraturan tahun 1787
yang melarang perluasan perbudakan ke daerah Barat Laut. Texas yang telah
memperbolehkan perbudakan tentu saja bergabung ke dalan union sebagai negara
bagian yang menganut perbudakan. Namun Calofornia, New Mexico, dan Utah tidak
memiliki perbudakan sehingga mengundang persaingan antara negara bagian
utara dan selatan.
Para extrimis di Selatan mendesak semua tanah yang didapat dari Meksiko
diserahkan kepada pemilik budak. Di lain pihak kelompok anti perbudakan di
Utara menuntut semua daerah baru ditutup dari perbudakan. Salah satu kelompok
moderat menyarnkan aagar tapal batas kompromi Missouri, di panjangkan hingga
kea rah Pasifik dengan negara bagian yang menentang perbudakan ada di utaranya
dan yang mendukung perbudakan ada diselatannya. Kelompok lai menganjurkan agar
keputusa tersebut diserahhkan kepada ke daulatan Rakyat yaitu pemerintah harus
membiarkan rakyat memasuki daerah itu dengan atau tanpa budak sesuka mereka dan
ketika mereka menjadikan wilayah itu sebagai negara bagian, mereka sendiri yang
akan menentukan jawabannya. Selatan tetap berpendapat bahwa semua daerah baru
berhak utuk mengizinkan perbudakan. Sedangkan utara membantah tidak ada daerah
yang mempunyai hak itu.
Karena kedua belah pihak bersikeras, maka melalui kompromi Senator Henry
Clay (yang kemudian di ubah di kongres) berisi beberapa syarat kunci :
California didaftarkan sebagai negara bagian dengan konstitusi negara bebas
(perbudakan di larang) sisa daridaerah caplokan baru dibagi menjadi dua yaitu
New Meksiko dan Utah dan di atur tanpa menyinggung perbudakan : bahwa tuntutan
Texas terhadap porsi tanah di New Meksiko akan dig anti dengan bayaran sebesar
$10 juta : peraturan baru yang lebih efektif akan di bentuk untuk menangkap
budak yang lari dan memulangkan mereka kepada majikan mereka dan pembelian dan
penjualan budak (bukan perbudakan) di hapuskan di Distrik Columbia. Dalam
sejarah Amerika langkah-langkah ini di kenal sebagai “Kompromi Tahun 1850”.
Selama tiga tahun kompromi ini tampak bisa menyelesaikan hamper seluruh
persoalan. Namun hukum budak pelarian sangat menyinggung hati rakyat di utara
dan menolak bertisipasi, malah membantu pelarian budak. Secara politik tahun
1850 bisa digambarkan sebagai suatu era yang gagal dimana pemimin bangsa tidak
bias memutuskan atau menahan isu-isu rawan tentang perbudakan.
Politik di
Utara dan Selatan juga mengalami perkembangan yang berbeda. Utara membutuhkan
pemerintah pusat untuk membangun infrastruktur (jalan raya dan jalan kereta api),
melindungi perdagangan dan finansial, dan megendalikan peredaran uang nasional.
Selatan dalam banyak hal masih tergantung pada pemerintah federal daripada
wilayah lain. Patriot Selatan takut jika pemerintah pusat terlalu kuat akan
mencampuri urusan perbudakan.
Pada tahun
1854 isu lama mengenai perbudakan di wilayah amerika muncul kembali dan
perselisihan menjadi lebih sengit. Kali ini mengenai wilayah Kansas dan
Nebraska yang akn mendirikan pemerintahan resmi dan akhirnya akan menjadi
negara bagian.Lalu, dikeluarkanla
Kansas-Nebraska Act oleh senator dari Illinois, Sthephen A. Douglas, yang
isinya menghapuskan larangan perbudakan di wilayah Louisiana Purchased. Atas
usul Jesse B. Thomas, perbudakan di wilayah ini memang telah dilarang dengan
tujuan untuk menghindari terjadinya konflik karena masalah perbudakan. Namun
dengan dikeluarkannya Kansas-Nebraska Act, berarti larangan tersebut sudah
tidak berlaku lagi. Hal ini mengundang
amarah para pendukung negara bebas perbudakan. Douglas berpendapat bahwa
kompromi tahun 1850 yang yang membebaskan utah dan new Meksiko untuk
menyelesaikan sendiri masalah perbudakan telah menggantikan kompromi Missouri.
Dengan demikian dua daerah tersebut (Kansas-Nebraska) para penduduknya akan
diperbolehkan membawa budak dan pada akhirnya penduduk sendiri yang akan
menentukan bergabung dalam union sebagai negara bagian yang bebas atau yang
mendukung perbudakan. Lolosnya UU Kansas-Nebraska disenat disambut meriah oleh
warga selatan. Tujuan Douglas ialah bemain politik
untuk menjadi presiden. Di utara muncul paratai republik tahun1860 yang
dipimpin oleh Abraham Licoln yang berasal dari utara dan pada saat itu sedang
berkompetisi memperebutkan jabatan presiden menyatakan suatu negara tidak
mungkin mempunyai dua pandangan perbedaan yaitu, pengesahan perbudakan atau
pelarangan perbudakan. Karena hal inilah Abraham Licoln terpilih menjadi
presiden karena semangatnya yang besar dalam pembebasan perbudakan.
Pada pemilihan di tahun 1860, partai
republik mendominasikan Abraham Lincoln sebagai calon mereka. Semangat partai
yang membumbung tinggi, ketika para pemimpin menyatakan bahwa perbudakan tidak
diperbolehkan diperluas. Partai juga menjanjikan pajak masuk untuk melindungi
industri dan berjanji membuat peraturan yang membuat rumah dan tanah gratis
bagi pemukiman yang mau membantu membuka daerah barat.
Saat Lincoln memenangkan pemilu 1860 dan
menjadi presiden baru, banyak negara budak yang memisahkan diri dari AS. Reaksi
pertama setelah Lincoln terpilih menjadi presiden adalah South Carolina, menyatakan
memisahkan diri dari Uni. Begitu hasil pemilihan diketehui konvensi khusus
South Carolina menyatakakn ”bahwa Union yang sekarang ini berlangsung antara
South Carolina dan Negara-negara bagian lain dibawah nama ”Amerika Serikat”
dengan ini di bubarkan. Pada tanggal 1 Februari 1861 pemisahan diri diikuti
oleh negara Mississippi, Florida,
Alabama, Georgia, Louisiana, and Texas. Pada tanggal 7 februari 1861 ketujuh
negara tersebut membentuk negara baru yaitu Konfederasi
Negara Bagian Amerika,
yang beribukota di Richmond, Virginia. Mereka memilih Jefferson Davis sebagai presiden
Konfederasi, benderanya Stars and Bars, dan memiliki UUD yang sama dengan UUD
Union walaupun dengan menjamin perbudakan dan Presiden dengan periode jabatan
untuk 6 tahun.
Dalam pidato pelantikan Lincoln tetap tidak menginginkan negara-negara
Selatan memisahkan diri dari Uni dengan menyatakan ”tak sah secara hukum”. Yang
ditentangnya adalah perbudakan bukan negara-negara di Selatan. Dan Lincoln
tidak akan menggabungkan kembali negara-negara Selatan dengan cara kekerasan,
kecuali Selatan memulai lebih dahulu. Pidatonya di tutup dengan seruan
pemulihan ikatan union.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa secara politis
perjuangan mengatasi masalah perbudakan sebagai berikut :
- Kompromi Missouri
- Kompromi 1850
- Kansas-Nebraska Act
- Pemilu presiden 1860
2.2 Jalannya Perang Saudara di
Amerika Serikat
2.2.1
Awal Perang di mulai
Seruan Lincoln dalam pidatonya tidak di Indahakan oleh pihak Selatan, dan
pada tanggal 12 April senjata ditembakkan ke tentara Federal yang bermarkas di
Benteng Sumter, di pelabuhan Charleston, South Carolina. Pada waktu itu pasukan
Union yang berada di Fort Sumter, South Carolina, mengalami kekurangan cadangan
makanan. Lincoln akhirnya memutuskan untuk mengirimkan kapal guna mensuplai
kebutuhan di Fort Sumter. Sebelum kapal berhasil mendarat, pasukan Selatan
sudah menembaki kapal-kapal Utara. Akhirnya Fort Sumter menyerah. Dengan
dimulainya perang di Fort Sumter inilah, menandai dimulainya perang Saudara AS.
Kemudian Virginia, North Carolina, Tennessee, and Arkansas memisahkan diri dari
Uni dan bergabung dengan Konfederasi. Bersama perginya Virginia pergi pula
Robert E.Lee yang menolak memimpin tentara union karena kesetiaannya kepada
negara bagian Mayoritas legislatif Uni menyisakan negara-negara pro-perbudakan yaitu; Maryland, Kentucky,
Delaware, and Missouri dicegah untuk tidak bergabung dengan negara-negara yang
memberontak. Wilayah ini yang disebut dengan The Border Slave States.
Sementara 7
negara bagian merupakan anggota Konfederasi, yaitu: South Carolina, Mississippi,
Florida, Alabama, Georgia, Louisiana, dan Texas. Dalam perang saudara ini,
Virginia, Arkansas, Tennessee, dan North Carolina menyusul untuk bergabung
dalam Konfederasi. Untuk menghadapi peperangan, negara Konfederasi membentuk
Tentara Konfederasi. Pada periode ini
utara dan selatan mulai memobilisir kekuatan dan penyusunan Strategi dalam
rangka persiapan perang.
Setiap pihak memulai perang dengan harapan tinggi agar secara cepat
memenangkan peperangan. Dari segi materi utara lebih unggul jauh. Dua puluh
tiga negara bagian dengan populasi 22 juta orang melawan 11 negara bagian
dengan penduduk 9 juta orang. Keunggulan industri di utara mampu menyediakan
fasilitas berlimpah untuk pembuatan senjata, amunisi, pakaian dan barang-barang
lainnya. Kunggulan utara yang lain adalah jaringan kereta api sehingga peluang
militer federal lebih baik. Sedangkan keunggullan selatan yang paling utama
adalah Geografi : selatan berperang secara defensif di wilayahnya sendiri.
Selatan memiliki tradisi militer yang lebih kuat dan karena itu pada awalnya
mereka menyombongkan pimpinan militer mereka yang lebih berpengalaman.
2.2.2
Periode
Kemajuan Barat, Kemacetan Timur (bagian pertama jalannya perang)
Pada bagian
pertama perang saudara terdapat dua daerah (front) penting di mana perang itu
terjadi di wilayah Barat (front Barat) dan di wilayah timur (Front Timur).
a. Front Timur
Di wilayah
timur, ada ibukota AS, Washington District of Columbia, dan ibukota Konfederasi
di Richmond. Kedua kota itu hanya berjarak 90 mil. Di daerah ini, pemimpin
militer Konfederasi ialah Robert Edward Lee. Lee adalah jenderal yang jenius
dan banyak memenangkan pertempuran, termasuk Pertempuran Bull Run Pertama (Virginia) dekat Washington dan Pertempuran
Bull Run kedua. Pada tahun pertama pihak selatan sering memenangkan
pertempuran tapi bukan menang perang karena kemenangan berdarah selatan tidak
pernah mennjelma sebagai keunggulan militer yang menentukan.
Di Virgginia
pasukan Union terus mengalami kekalahan. Dalam upaya merebut Richmon, ibu kota
konfederasi pasukan Union berkali-kali dipukul mundur. Kemenangan ini didukung
oleh dua keunggulan konfederasi yaitu posisi pertahanan yang kuat, yang di
mungkinkan oleh beberapa sungai kecil yang memotong jalan antara Washington dan
Richmon, keunggulan kedua adalah dua jendral dari selatan yaitu Robert. E.Lee
dan Thomas J. Jackson memiliki kemampuan yang melebihi para komandan union di
utara. Pada tahun 1862, komandan Union George McCellan meggunakan cara pelan
dan hati-hati dalam usaha merebut Richmond. Namun pada pertempuran tujuh hari
pasukan union terpukul mundur.
Kemenangan lain
tentara konfederasi pada pertempuran ke dua di Bull Run, Lee dapat menduduki
Maryland dengan menyebrangi Potomac. Kedua kalinya McCellan ragu-ragu dalam
bertindak, walaupun ia tahu Lee membagi dua pasukannya dan dari segi jumlah
kalah banyak. Pasukan union dan Konfederasi bertemu di Antietam dekat
Sharpsburg, Maryland pada tanggal 17 September 1862. Pada hari paling berdarah
sepanjang perang ini lebih dari 4.000 orang tewas di kedua belah pihak dan
18.000 luka-luka. Meskipun jumlah tentara McCellan lebih banyak namun gagal
mendobrak pertahanan Lee, sehingga Lee dapat mundur menyeberang Potomac dengan
pasukan utuh. Pada akhirnya Lincoln memecat McCellan.
Namun, kekalahan di Antietam da kesulitan memenangkan perang memberikan
Lincoln momen untuk mengeluarkan Proclamation Emancipation pendahuluan yang
menyatakan bahwa terhitung tanggal 1 Januari 1863 bawa semua budak yang hidup
di negara-negara bagian yang membrontak melawan union di merdekakan. Secara
politis pernyataan tersebut selain memiliki arti menjaga keutuhan Union juga
mengandung makna bahwa penghapusan perbudakan sekarang menjadi tujuan
peperangan, dengan kata lain perang tidak hanya bertujuan untuk menggabungkan
kembali negara Selatan yang telah memisahkan diri dari Uni, namun juga dalam
rangka untuk menghapus perbudakan.
Proklamasi
emansipasi juga member wewenang perekrutan oaring kulit hitam masuk kedalam
tentara union. Tentatara union mulai merekut dan melatih resimen-resimen kulit
hitam yang kemudian bertempur habis-habisan dari Virginia sampai missisipi.
Sekitar 178.000 orang Afrika-Amerika berdinas di Tentara Kulit Berwarna Amerika
dan 29.500 lainnya di Angkatan Laut Union.
b. Wilayah
Barat
Di wilayah barat meliputi sepanjang Sungai Mississippi. Berlawanan
dengan kegagalan militer di Timur, pasukan Union memperbolehkan kemenangan di
pertempuran laut dan darat di Wilayah Barat. Sebagian besar Angkatan Laut pada
awal perang berada di tangan union, meskipun sempat melemah. Mentri Angkatan Laut dengan cepat menguatkan
kembali pasukan Unnion. Lincoln lalu memngumumkan pemblokiran-pemblokiran
pantai selatan. Langkah ini mencegah hampir semua pengiriman kapas ke Eropa.
Penghadangan ini juga mencegah impor amunisi, pakaian dan perlengkapan medis
yang sangat di butukan di Selatan.
Sementara
itu David Fragut menggelar dua operasi yang sangat menabjubkan. Pada operasi
yang pertama ia berhasil membawa pasukan union ke muara sungai Missisipi dimana
ia memaksa kota terbesar di Selatan, New Orleans, lousiana menyerah. Dalam
operasi yang ke dua ia berhasil maju
melewati gerbang pertahanan di teluk Mobile, Alabama, menangkap kapal
perang Konfederasi yang kuat dan menutup pelabuhan.
Di lembah
sungai Missisipi hampir selalu memenangkan pertempuran. Mereka mulai dapat
memutus jalur panjang pertahanan konfederasi di Tennessee sehingga bisa
menduduki hampir seluruh wilayah barat negara bagian itu. Ketika pelabuhan
Memphis yang penting di sungai Missisippi di rebut, pasukan Union Maju 320 km
menuju jantung Konfederasi. Di bawah pimpinan jendral Ulysses Grant pasukan
union menahan serangan balik dadakan Konfederasi di Shiloh, di atas tebing
sungai Tennesee sampai pasukan bantuan datang dan memukul mundur Konfederasi.
Kemenangan Pertempuran di Vicksburg dan Gettysburglah pada
bulan juli 1683 menandai titik balik perang ini. Pertempuran Gettysburg banyak
memakan korban jiwa, baik dari Union
dan Konfederasi. Tetapi jumlah pasukan Konfederasi lebih sedikit jika
dibandingkan pasukan Union sehingga jelas kerugian berada di Konfederasi. Sejak
perang ini, Konfederasi hampir tidak pernah lagi melancarkan serangan.
Sedangkan di wilayah barat, daerah Sungai Mississippi. Di wilayah ini, pasukan Konfederasi banyak mengalami
kekalahan. Pasukan Union yang
dipimpin oleh Ulysses Simpson Grant banyak memenangkan pertempuran di sini.
Pasukan Union menduduki hampir semua kota di sungai Mississippi, namun
Konfederasi masih memegang Vicksburg. Pada 4 Juli 1863, Vicksburg akhirnya
menyerah kepada Ulysses. Ini membagi wilayah Konfederasi menjadi dua bagian dan
membuka jalan untuk menyerang jantung pertahanan dari Konfederasi.
2.2.3
Bagian Kedua Perang Sudara
Pada bagian ini Merupakan usaha Utara untuk menekan
Selatan agar mengakui kekalahanya. Dalam menekan selatan di susun rencana yaitu
tentara di S. Potomac akan ditarik ke Selatan melalui Virginia menuju Richmond.
Sementara Jenderal Grant yang menang di Barat ditarik ke Timur melewati
Tennesse dan Virginia. Lincoln memutuskan bahwa Ulysses ialah jendral
terbaiknya. Ia mengangkat Ulysses sebagai jenderal di bagian timur. Pada bulan
Mei 1864 Grant bergerak maju masuk ke Virginia dan bertemu pasukan konfederasi
yang dipimpin oleh Lee dan melakukan pertempuran di hutan belantara selama tiga
hari. Meskipun banyak korban jiwa tapi Grant menolak untuk mundur dan malah
mengepung Lee, menggoyahkan garis pertahanan konfederasi dengan serangan
artilileri dan infanteri.
Di barat
pasukan union mengambil alih Tennessee di musim gugur 1863 dengan kemenangan di
Chattanooga dan didekat pegunungan Lookout. Kemenangan ini membuka jalan bagi
jendral William T.Sherman untuk menginvansi Georgia. Ia dapat menduduki ibukota
negara bagian Atlanta kemudian bergerak ke pantai Atlantik. Dari pantai Sherman
maju ke utara dan pada bulan feruari 1865 ia telah memrebut Charleston, South
Carolina, dimana tembakan pertama perang saudara diletuskan.
Sementara
itu Grant mengepung Petersburg, Virginia, selama 9 bulan sebelum Lee meninggalkan
Petersburg dan ibu kota konfederasi di Richmmond dalam usaha menarik pasukannya
keselatan pada bulan maret 1865. Namun langkah Lee sudah terlambat, Grant menyerang
Lee kembali dalam Operasi Appomattox. Lee menyadari pasukannya telah kalah
banyak dan ia akhirnya menyerah pada Grant pada 9 April 1965. Menyerahnya Lee
menandai kehancuran negara Konfederasi. Kemenangan untuk Union selain
mengakhiri negara Konfederasi, juga mengakhiri praktek perbudakan di Amerika
Serikat, dan memperkuat posisi pemerintah federal.
2.2.4
Akhir perang
Syarat-syarat
pengakuan kekalaan sangtlah lunak, dan ketika Grant kembali dari pertempuran
dengan Lee, ia mengingatkan kepada tentaranya “Para pembrontak sekarang teman
Sebangsa lagi”. Dengan demikian tujua Grant selama ini murni untuk menyatukan
kembali negara bagian yang memisahkan diri. Robert Lee merebut banyak simmpati
orang karena kegemilangannya dalam memimpin dan kebesaran hatinya dalam
menerima kekalahan. Bagi utara perang tersebut melahirkan pahlawan yaitu Abraham
Lincoln yang di dalam drinya berniat untuk menyatukan negara kembali tidak
dengan kekerasan dan penindasan namun dengan kehangata dan kemurahan hati. Di
tahun 1864 ia terpilih unuk ke dua kalinya sebagai presiden mengalahkan
saingannya dari partai democrat George McCellan.
Tiga
minggu kemudian, dua hari setelah Lee menyerahkan diri, Lincoln mengeluarkan
pernyataan terakhirnya kepada public dimana ia akan mengeluarkan sejumlah
kebijakan Rekonstruksi yang murah hati. Namun sebelum dat merelisasiakaan
niatnya Abraham Lincoln terbunuh. Sehingga tugas berat berada di tangan Andrew
Johson dalam menentukan status dari negara bagian yang telah melepaskan diri.
Sebelumnya
Lincoln telah menyusun rencana, dalam pandangannya rakyat selatan secara resmi
tidak pernah melepaskan diri mereka hanya di hasut oleh beberapa orang yang
tidak loyal terhadap federasi. Oleh karena itu Lincoln pada tahun 1863
mengatakan bahwa 10% suara dalam pemilu tahun 1860 yang bias membentuk yang
bias membentuk pemerintahan yang setia kepada konstitusi dan memperlihatkan
kepatuhan hukum kongres dan proklamasi presiden, ia akan mengakuinya sebagai
pemerintahan negara bagian yang syah.
Kongres
menolak rencana ini, dan terdapat beberapa anggota kongres di antaranya yang
menyarankan agar menghukum seberat-beratnya negara bagian yang telah memisahkan
diri. Namun bahkan sebelum perang bener-benar usai pemerintahan baru telah
berdiri di Virginia, tennesseee, Arkansas, Lousiana.
Untuk
menangani salah satu masalah utamanya yaitu kodisi mamntan budak. Pada bulan
maret 1865 kongres mendirikan Biro Orang-orang yang dimerdeakan yang bertindak
sebagai pelindung orang Afrika-Amerika dan menuntun mereka untuk bisa mandiiri.
Bulan Desember kongres meresmikan Amandemen ke-13 Konstitusi Amerika Serikat
yang menghapus perbudakan
2.3
Dampak
Terjadinya Perang Saudara
Setelah
usainya suatu peperang pastilah terdapat dampak yang ditimbulan dari peperangan
tersebut. Baik dampak positif maupun dampak negative. Termasuk pula perang
Saudara yang terjadi di Amerika Serikat antara tahun 1861-1865. Berikut ini
akan di jabarkan mengenai dampak positif dan negative dari pecahnya perang
Saudara di Amerika Serikat.
Perang saudara di AS, telah memberikan beberapa akibat positif:
1.
AS
tetap merupakan satu kesatuan bahkan rasa kesatuan itu lebih kuat jika
dibandingkan dengan sebelum Perang Saudara. Dengan dimenangkannya perang oleh
pihak utara maka AS (pemerintahan Federal) dan diadakan Rekonstruksi setelahnya
dapat membuktikan bahwa dapat memperthankn kesatuan negara-negara bagian yang
di dalamya.
2.
Sesudah
perang saudara berakhir keadaan Amerika memungkinkan untuk berkembang jadi negara adikuasa. Dalam buku ”Dari Koloni
Djadi Salah Satu Negara Besar” karangan Franklin Escher, Jr. Dijelaskan
bahwasanya setelah tahun 1865 keadaan telah berubah. Para imihgran mulai masuk
membanjiri negara-negara di AS. Kota-kota besar mulai bermunculan.
Tambang-tambang telah bermunculan seperti batu, baja dan minyak, yang mana
adanya pengalian tmbang ini ditujukan untuk mendukung perindustrian (memberi
bahan dan tenaga terhadap perindustrian). Perindustrian maju dan meluas karena
di dorong oleh pendapatan-pendapatan baru dan meningkatnya jumlah penduduk.
Fasilitas umum seperti jalan kereta api telah menjalar kemana-mana melintasi
benua dan menghubungkan pantai. Tenaga listrik di pergunkan untuk penerangan,
menjalankan mesin-mesin. AS mengisi daerah- daerahnya yang kosong dari pantai
atlantik dan pasifik mencapai jumlah 76 juta sampai tahun 1900, dua kali lipat
sebelum tahun 1865. Bahkan di katakan benua tidak cukup, sehingga mendorong
mereka untuk berlomba-lomba dalam melakukan imperialisme dengan negara-negara
eropa.
3. Dengan
dihancurkannya perbudakkan menunjukkan bahwa AS mampu mempertahankan prinsip
demokrasi. Dalam buku ”Dari
Koloni Djadi Salah Satu Negara Besar” karangan Franklin Escher, Jr. Juga di
jelaskan bahwa setelah berakhirnya perang saudara amerika telah mampu
meletakkan dasar-dasar negara dan telah terbentuk serta berkembang corak umum
dari Individualisme Demokrasi. Selain itu dengan di hapuskannya perbudakan
Amerika telah ampu membuktikan bahwa merupakan negara yang menjungjung tinggi
hak asasi manusia (HAM).
Selain hasil-hasil positif tersebut
diatas, Amerika Utara sebagai pihak yang menang perang, dihadapkan pada
masalah-masalah ekonomi, sosial, dan politik. Hal ini merupakan dampak negative
dadri perang saudara yang harusdi selesaikan oleh pihak utara sebagai pemenan.
- Ekonomi: berupa hancurnya perekonomian Selatan, karena perkebunan-perkebunan Selatan rusak akibat perang yang berlangsung selama 4 tahun. Perang yang terjadi cukup lama ketika pertempuran di lakukan tidak jarang merusak alam disektarmedan peperangan. Seperti di selatan yang perekonomian tergantun pada alam (karena Agraris) telah menjadi masalah bagi perekonomiannya. Di selata uang dan obligasi konfederal tidak berharga lagi.
- Sosial: berupa nasib para freedman. Bencana yang terjadi selama 4 tahun telah menghabiskan tenaga dan menimbulkan pertumpahan darah. Perang saudara telah meminta banyak korban jiwa dan kehilangan harta-benda. Yang meninggal di fihak Federal kira-kira 360.000 ( hampir sama dengan korban perang pada PD II) selain kehilangan orang pihak selatan juga kehilangan rumah, ternak dan alat pengngkutan.
- Politik : berpisahnya 11 negara bagian di selatan pada waktu pecahnya perang dalam penyelesainya (penyatuannya) mengalami kesulitan. Karena rekonstruksi lunak yang direncanakan Lincoln di tentang oleh kongres dengan alasan bahwa mereka yang memisahkan diri harus dihukum seberat-beratnya.
BAB 3. PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Setelah membaca
uraian di atas maka kita menyimpulkan bahwa perang saudara yang terjadi di
Amerika adalah tidak terlepas dari beberapa hal,yaitu: Perbudakan
(faktor Utama Terjadinya Perang Saudara) dan Faktor Perang Saudara di Lihat
dari Segi Ekonomi, Sosial Dan Politik di Amerika Serikat. Pada dasarnya masalah
perbudakan merupakan masalah yang sangat sentimentil di Amerika Serikat. Adanya
sentimentil ini pada akhirnya memecah negara-negara bagian di Amerika Serikat menjadi
dua kubu yaitu bagian utara yang menentang perbudakan dan bagian selatan yang
menganut perbudakan.
Sebenarnya telah terdapat beberapa perjuangan dalam menyelesaikan masalah
perbudakan sebelum pecahnya perang, diantaranya : Kompromi
Missouri, Kompromi
1850 dan Kansas-Nebraska
Act. Namun jalan yang ditempuh ini hanya menyelesaikan permasalahan perbudakan
sementara saja. Ketika terdapat negara bagian baru, baik utara maupun selatan
saling berkompetisi untuk memperluas pengaruhnya, sehingga muncul permasalhan
baru sampai pada akhirnya pecah perang Saudara.
|
Selain hasil
–hasil positif tersebut Amerika Utara sebagai pihak yang menang perang,
dihadapkan pada masalah-masalah ekonomi, sosial, dan politik. ekonomi, berupa hancurnya perekonomian Selatan, karena
perkebunan-perkebunan Selatan rusak akibat perang yang berlangsung selama 4
tahun. Sosial berupa nasib para freedman. Politik berupa adanya 11 negara Selatan dalam bidang
ekonomi, sosial, dan politik.
3.2 Saran
Kami
selaku penyusun makalah ini menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna,
maka kami selaku penulis menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi perbaikan makalah ini untuk kedepannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Francis Whitney, ed. Keith W. Olsen.
2004 .Garis Besar Sejarah Amerika.
Deplu AS.
Escher, Jr., Franklin. Dari Koloni
Djadi Salah Satu Negara Besar .
Sumber Internet:
Microsoft Office. Encarta Encyclopedia @2008